“Mereka yang kalah, yang tersiksa dan mencari kawanan”

Gambar

 

Manusia, kesendirian dari ketiadaan. Apa yang harus dicari ?

Manusia, terjebak dalam nilai-nilai yang dibuat berdasarkan ketakutan dan kadang kita dengar sebagai keutamaan. Betapa sial manusia yang terdidik.

Hidup bergantung pada sudut pandang orang, dinilai, menilai, membicarakan dan dibicarakan.

Mengorbankan diri untuk tidak sendiri, menjadi pahit dan munafik.

Kesendirian sudah sangat menyakitkan, sendiri untuk mengenali diri sendiri, menggali, mengeruk hingga berdarahpun tak akan sampai pada ujung pangkalnya.

Siapa yang dapat menghadapi kesepian ini ?

Berpikir, merasa. Dua sumber daya yang paling murni dari manusia untuk menggali kehidupannya, hidupnya. Kesendiriannya.

Dengan keras mereka menjadi hidup, memaknai untuk mendapatkan nilai.

Bukankah pencarian makna memang untuk mendapatkan nilai.

Hidup agar tidak begitu murung, betapa naas jika sudah sesepi ini tanpa ada penghargaan, nilai-nilai.

Hidup agar tidak begitu gelap.

Segelap kematian.

Hidup dan mati bukankah sama-sama gelap? Sama-sama sendiri?

Hingga kegelisahan itu tiba, hidup memang tiada apa-apa selain tiada.

Kematian kalah pamor, digulingkan oleh nilai-nilai licik.

Tenggelam dan tak lagi sama terlihat terang benderang seperti kehidupan itu sendiri.

Atau kegelapan ?

“Siapa yang bisa benar menilai ? tidak ada. Akan kuberikan nilaiku sendiri saja, untukku”

Kematian adalah pulang, menjadi tiada. Kembali menjadi menuju abadi.

Dan sekarang, akan kau dengar lawannya dariku.

Hanya karena beberapa suara, kematian sekarang menjadi begitu hina.

Atau dikemas sedemikian cantik agar tidak terlalu biasa.

Kita harus curiga atas hal ini, ada bau busuk yang menyelingkupi kata manis penuh pesona itu.

Kata-kata manis tentang keabadian yang dipelesetkan.

Ya…kita harus curiga.

Bahwa mereka menginginkan kita, menjadi budaknya.

Menemani ego dalam membungkus kesepiannya, atau kalau kita mau lebih sedikit jujur menilai.

Mereka ingin memanfaatkan kesepian dan kemurungan kita.

Memanfaatkan agar kita mau menjadi sama. Karena dinilai sendirian dan berbeda itu menyiksa.

“Bukankah isi kepala itu berbeda ?”

Mereka menginginkan kita sama, agar sepi dan murung yang makin di hantam oleh nilai-nilai setidaknya hilang, buram dan tidak menusuk.

Mereka-mereka itu yang tidak kuat oleh tatap mata, mereka-mereka yang lemah untuk mendengar.

Mereka-mereka yang tidak pandai untuk mengunci dan hidup di lorong relung hatinya, pikirannya. Hidupnya sendiri.

Mengajak kita, dengan propaganda licik. Mengaburkan fakta tentang kesendirian dan nilai-nilai.

Dan ya, harusnya kau tahu.

Mereka termasuk lihai memainkannya. Lihai melihat dan mendengar.

Mengaburkan dan melemparkan, bahkan menutupi dan memaksa kita untuk lupa, pada realitas kebenaran.

Insting mereka baik dan bagus.

Harus aku akui, bahwa pemikirannya sangat berani.

Nilai-nilai dia gantungkan di angkasa.

Agar tak lagi saling pandang dan tersiksa. Dan mereka tak lagi malu menari, menikmati kesendiriannya. Tanpa tatapan dan omongan.

Atau jika boleh aku berbisik kepadamu dari dalam lorongku yang gelap dan tersembunyi  ini.

“Mereka ingin menjadikan dirimu lebih tersiksa dengan kepalsuan dari kehidupan yang dia kabarkan”

27/02/2014.

GELISAH

GELISAH

Apa yang ada di pikiran kita…..??
Kenapa kita terkadang bertanya…kenapa terkadang kita merasa ada Misteri yang mendasari semua ini…menyelingkupi dasar dasar apa yang jadi dan menjadi di diri kita….
Pertanyaan pertanyaan yang bodoh yang ternyata adalah pertanyaan penting dan fundamen…pertanyaan yang tenggelam oleh hiruk dunia kita…di mana..??, kemana..?? untuk apa..?? hingga terkadang…kita benar benar mati gelisah oleh ini semua….
Aku menyadari…entah sejak kapan…merasa setiap gerak, energy, circle, dan rutinitas ini mempunyai MAKSUD, MISTERI dan ESENSI yang tak kita pikirkan….
Selalu saja…kita bicara,,,SEMUA INI TERGARISKAN….dan KONSTAN…ahh…
Entahlah,,,kenapa mulai tertarik dengan ini semua…merasa tiada guna hingga kekosongan ini muncul…menjadi hampa di diri sendiri….

Dan Setumpuk buku tebal….semua hanya bercerita tentang peran yang NISBI…tidak aku dapatkan suatu JAWABAN yang benar benar membunuh rasa GELISAH…

Apa CINTA, apa HARTA, WANITA, dan semua yang bikin kita mabuk di atas awang awang adalah pelarian…sebuah usaha untuk membuat kita merasakan kehilangan pertanyaan yang mulai sadar menjadi beban, menjadi penjara yang membelenggu, mengikat untuk terkungkung dalam permainan,,,dan mulai mengacuhkan ini semua…

FROM WHERE? FOR WHAT? Dan apa satu lagi aku lupa….pertanyaan yang ku pikir terlalu bagus,,,terlalu pokok
AGAMA? Some ANSWER kah …menjadi KUNCI untuk membuka semua jawaban yang tersusun RAPI..?? ATAU malah ACAK ACAKAN??
Ahh….ke TUHANAN…aku tidak begitu pandai…soal itu….
Terlalu ke arah KONSEPSI, DAN SEGMENTASI, pelik dan PERSONALITY

Dan inikah WUJUD ….sebuah BUIH? Manusia HEDON…?? Yang tak lagi punya ciri sebagai manusia…SEMUA SAMA SEREMPAK….manjadi APATIS pada KEGELISAHAN dengan menghilang dalam nikmat SELANGKANGAN…!! Sembunyi di balik SERBUAN MORFIN…mengecap putih putih dunia UNRIIL….dan biar DUNIA benar benar menjadi tempat MINUM AIR….tanpa PERDULI KONDISI CAWAN yang mulai BERKARAT oleh KEACUHAN liur para PENIKMAT cawan yang mengandung FERUM, KOBALT ATAU ZINK…

Dan harus bagaimana ??
Menjadi seorang yang merdeka di pikiran saja….dan benar benar akan hidup kah saat kita menjadi IDEALIS…?? Menjadi ALIEN di HABITAT GENUS yang sama…terkucil mengucil hingga benar benar MENGECIL tanpa bentuk dan tak terlihat …..
Penjunjung IDEALIS,….yang mati di makan KEGELISAHAN SENDIRI…GIE, ABDUL WAHAB,yang ku kenal dengan tulisan tulisan mereka….
Seorang pemikir yang KESEPIAN….

( saat semua sudah terlelap dalam rutinitas mimpi….menjemukan 09 09 09 hemmm angka yang aneh )

30 JANUARI 2010